Jumat, 12 Desember 2014

No Need Titled

Sayang...
Kau boleh datang padaku saat duniamu mengabaikanmu. Kau boleh bersandar padaku saat kau lelah akan hidup ini. Karena aku masih disini mencintaimu dengan seluruh kepingan hatiku.

Kumohon jangan pernah berkata suatu hari kau akan pergi, karena itu hanya akan membuatku menggenggam lebih erat.
Read more...
separador

Minggu, 07 Desember 2014

Aku Sekarat Tuhan

Aku sekarat!
Kali ini aku benar-benar sekarat Tuhan. Kumohon buang hilangkan rasa ini dalam hatiku. Begitu besar sampai begitu sesak terasa. Aku tak sanggup bila harus pergi menghilang. Tapi aku juga tak sanggup bahkan untuk melihat matanya. Aku harus bagaimana Tuhan?

Read more...
separador

Desember

Maka aku akan serupa hujan di bulan desember.
Datang di penghujung waktu.
Menyambut dengan syahdu.
Sekarang biarkan semua berlalu.
Hilang. Mengabu.
Aku tahu kamu tahu bahwa cinta kita tak laku.
Biarkan saja berlalu.
Jika rindu datang maka lihatlah langit.
Telah ku titip doa-doa ku untukmu pada pemilik jagad raya.
Bukan tak ingin menjadi pelangi yang setia menunggu hujan reda.
Tapi aku masih ingin berlama-lama dengan hujan.
Jadi biarkan aku.
Marahlah. Bencilah.
Hatiku lebih tahu bahwa cintaku tak tertakar untukmu.

Read more...
separador

Sabtu, 06 Desember 2014

Denting Hati

Malam gelap menyambut tanpa ada guratan sinar bulan.
Sepertinya sang purnama tak hadir lagi malam ini.
Mungkin matahari tak lagi mau berbagi sinarnya.
Mawar merah hampir layu dalam toples bekas.
Tak terawat tak tersentuh.
Sang hati tak kuat menahan cinta yang begitu besar.
Tak tertakar lagi.
Bertubi-tubi sesak menyesaki peparu.
Bahkan selimut pun tak terasa hangat di kulit.
Pikir tak karuan mengingat sebuah keraguan atau mungkin kebingungan.
Menjelma sosok berbayang dengan senyum yang terbawa dalam mimpi.
Bagaimana mungkin rindu begitu terasa saat hati mulai mati rasa.
Pergi saja. Menghilang. Bukankah lebih baik begitu.
Saling mencintai dan saling menyakiti dalam waktu bersamaan bagaimana bisa?
Lelah sudah sepertinya menyerah.
Aku pergi.
Jangan datang dengan setangkai mawar lagi jika kau hanya membuatnya layu ditanganku.

Read more...
separador

Senin, 01 Desember 2014

Surat cinta untuk wanitaku

Malam ini tepat empat Oktober dua ribu empat belas, tidak ada yang istimewa hanya guratan lengkung bibir ke bawah yang terlihat. Hampir setengah tahun berdiam dalam dunia yang tak aku kenal, berjalan kesana kesini tanpa membawa sekantong plastik pun bahagia. Berteriak dalam hati, “Seseorang, adakah yang bisa membawaku pergi dari sini”. Menghilang mengabu terbang bebas aku ingin pergi dari sini!
Mereka bilang tak ada yang lebih indah dari rumah. Mereka bilang rumahku syurgaku. Tapi bukankah rumah adalah tempat pulang? Aku hanya ingin menjadikannya tempat pulang melepas rindu yang menahun. Bukan menghabiskan terlalu banyak waktu disini.
Kau tahu kan aku punya banyak mimpi. Aku ingin membangunkannya satu persatu. Membingkainya dalam kesuksesan disertai sebuah senyuman manis tanpa pemanis buatan. Percayalah bu, aku tak pernah bermaksud memaksa atau berniat menyusahkanmu. Aku tahu ada banyak ragu dalam wajah sendumu, tapi biarkanlah gadis kecilmu yang sudah tak lucu ini pergi sejenak, menantang masa depan mendekat. Pun walau aku tidak tahu mengapa hati begitu kuat bertutur ingin pergi. Percayalah bu, hatiku begitu merasai dengan pergi kesana aku merasa lebih dekat dengan bahagia.
Empat tahun yang lalu dengan jarak tempuh 4 jam diam dalam satu ruang berukuran 4x3 dengan sebuah kamar mandi di dalamnya dan sebuah tempat jemuran di halaman belakang, aku hampir mati menahan rindu padamu bu, tapi sekarang berbeda. Aku sudah dua puluh satu tahun bu. Aku ingin memulai hal yang baru dengan semua rasa penasaran dan hasrat yang membuncah di dalam dada. Kumohon bu, izinkan aku pergi bersama cita-citaku. Suatu saat nanti aku akan membuatmu bangga dan tak menyesali telah melepasku pergi. Aku pastikan itu!

Untuk seorang wanita yang tak pernah lelah berdoa untuk bahagiaku.
Dari seorang anak yang selalu merepotkanmu.
I LOVE YOU!

Read more...
separador

Search

Followers

ENTRI POPULER