Sabtu, 05 Desember 2015

Rindu

Terasa begitu dingin disini, tanpa sapaan, tanpa senyuman, juga sebuah pelukan.
Sayang.
Sepertinya aku rindu.
Rindu hampir lebih dari setengah mati.
Mampir sejenak tak bisakah?
Setidaknya duduk sebentar di sampingku, banyak hal yang ingin aku bagi.
Atau sekedar membiarkan aku bersanggah di bahumu sambil berpegangan tangan.
Begitu saja, sampai pagi datang.
Begitu saja, hanya tetap ada sampai aku membuka mata.
Ah sepertinya hangat ya.
Ternyata aku benar-benar rindu.
Dan hujan di desember ini membuat rinduku berlipat banyak kali.
Kamu. Aku rindu!

Read more...
separador

Minggu, 23 Agustus 2015

Takdir

Kita masih saja saling berpegangan tangan,
Walau kita tahu di ujung jalan nanti kita saling melepaskan.
Kita masih saja saling tatap,
Walau kita tahu beberapa detik kemudian kita saling menghilang.
Takdir ini. Takdir kita yang mulai kita terka.

Read more...
separador

Kau

Kau...
Cepat sekali berubah.
Untuk beberapa saat aku merasa begitu dicintai.
Tapi kemudian seketika seperti terabaikan.
Manakah yang sebenarnya tentang hatimu?
Aku...
Masih sama seperti pertama kita bertemu.
Meletakanmu di harapan tertinggi dalam hati.
Bertahan, walau mungkin kita tak akan pernah satu.
Tidakkah aku berlebihan?

Read more...
separador

Senin, 03 Agustus 2015

Kotak merah

Sebait doa pernah aku kirim ke langit.
Tentangmu, tentang kita.
Sampai saat ini aku belum tahu sudah sampaikah ia pada pemilik jagad raya?
Setiap senja memandangi langit berharap terlihat sedikit ranum doa yang sampai.
Memilihmu? Tidak. Aku berjuang.
Tentangmu adalah perjuangan panjang yang melelahkan.
Hampir mati menunggumu dalam tiap bait rintih doa pada Tuhan.
Cepatlah pulang. Aku mulai lelah menunggumu dengan sendu.

*Atau berbaliklah! Kau pernah singgah memberiku sebuah hati dalam kotak merah.

Read more...
separador

Kamis, 23 April 2015

Bagaimana sayang

Bagaimana ini menulis tentangmu adalah hobi gilaku, seketika harus terhenti karena keputusan sepihakmu yang tak pernah kau eja.
Melepasmu sungguh, seandainya aku bisa lebih tegar dari ini. Bukan ingin kau berbalik kemudian kembali, aku hanya ingin kau tahu bahwa kau berbekas pekat di hati.
Jika rindu berbentuk mungkin aku sudah punya banyak teman disini, berteman rindu yang tak lagi punya tempat tuju.
:-)

Read more...
separador

Rabu, 22 April 2015

Pergilah

Seperti yang biasa kau lakukan saat kita bertemu, tak banyak suara hanya detak jantung masing-masing yang berdebar lebih cepat dari biasanya.
Tapi ternyata ada yang lain hari ini, sebuah kotak merah yang kau simpan di sakumu. Aku tahu itu pasti cincin. Tanda cintakah? Kau hanya ingin menjadi yang pertama memberiku cincin.
Apa yang aku lakukan? Aku hanya terdiam memegang ponsel yang sedari tadi aku genggam. Apa artinya sebuah cincin yang kemudian mengantarkan kau pergi dari hidupku selamanya.
Cerita ini berakhir disini, aku akan berhenti menulis begitu banyak untukmu. Mari saling melupakan satu sama lain. Pergilah dan jangan pernah lagi menengok, aku takut kau jatuh. Jadi berhenti menyakiti diri sendiri dengan terus memikirkan kebahagiaanku.
Percayalah sayang, aku akan bahagia.
Pergilah dengan tenang. Kejar bahagiamu suatu hari nanti berbagilah cerita denganku lewat sebuah catatan atau puisi indah.
Selamat bahagia, sayang..

Read more...
separador

Minggu, 22 Februari 2015

Terimakasih

*terimakasih karena telah mencintaiku, maafkan aku yang belum siap menjatuhkan hati*

Aku hanya seorang wanita biasa yang berusaha berbalut luka mendekati sang pencipta.
Meraih cinta agar mulia menempati syurga.
Aku hina dalam dosa, bermulur noda juga nestapa.
Wajahku teramat biasa, semoga cahayaNya membuatnya sedikit bercahaya.
Duhai kau sang saudagar,
Bukan aku tak suka, bukan juga aku tak bahgia, saat kau berkata "aku cinta"
Tetapi hatiku milikNya, cintaku juga milikNya.
Jika kau hanya ingin aku membagi cinta tanpa sepengetahuanNya, maka mari aku tunjukan jalan keluar dari hatiku.
Duhai kau sang saudagar,
Mencintai bagiku adalah pilihan, asal Dia suka, maka aku akan belajar mencintai.
jadi tak perlulah kau bertanya apakah aku cinta atau tidak.
Duhai kau sang saudagar,
Saat kau memutuskan untuk mencintai maka kumohon libatkan Dia. Karena sungguh ketika kau mencintaiku karenaNya, aku akan belajar mencintaimu karenaNya.
Maka jika semua belum cukup nyata dalam hatimu. Kumohon biarkan aku dengan segala rasa yang aku simpan dalam hatiku.
Jangan lagi kau menanyakan hal yang jawabannya bukan hakmu.

*sekalu lagi kuucapkan terimakasih karena telah mencintaiku*

Read more...
separador

Minggu, 15 Februari 2015

Nasihat diri

Dan pada akhirnya semaksimal apapun ikhtiar kita untuk mempertahankan atau memperjuangkan sesuatu, yang mungkin sudah kelihatan cukup jelas cahayanya. Bukan hanya pertimbangan dunia tapi juga akhirat tentunya. Kmudian semesta menjawab 'NO' lantas layakkah kita bersedih? Kecewa?  Manusiawi. Namun berbahagialah duhai diri, bahwa Allah masih membiarkan kita untuk merasai rasa itu. Agar diri belajar ikhlas, agar diri belajar hakikat tentang iman kepada qada' dan qadar, agar diri juga juga merasa bahwa keterbutuhan pada Allah adalah hal mutlak yang tak terelakkan... "dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."(Al-Baqarah:216)
Bersabarlah, bukankah pelangi muncul setelah hujan? ^^
Semangat pagi...
Hujan membasahi bumi lampung barat.. :)

Read more...
separador

Search

Followers

ENTRI POPULER